Cara Instalasi Ubuntu MATE 18.04 LTS Di VirtualBox

Ubuntu MATE atau Ubuntu dengan lingkungan desktop MATE merupakan salah satu proyek official dari beberapa varian Ubuntu. MATE sendiri merupakan lingkungan desktop hasil pengembangan dari GNOME 2 atau gnome klasik.

Jika anda pernah menggunakan lingkungan desktop gnome klasik, anda akan langsung familiar dengan lingkungan desktop ini, setidaknya itu yang saya rasakan saat menggunakan Ubuntu MATE 16.04 yang mengunakan lingkungan desktop MATE versi 1.18.

Ubuntu MATE 18.04 mengusung lingkungan desktop MATE versi 1.20.1, versi stabil terkini dari lingkungan dekstop tersebut. Anda dapat memeriksa tulisan saya mengenai sebuah ulasan antara saya dan Ubuntu MATE 18.04 LTS.

Tutorial kali ini saya hanya fokus pada instalasi Ubuntu MATE 18.04 LTS saja, jika anda masih belum terbiasa menggunakan VirtualBox, anda dapat membaca persiapan instalasi sistem operasi pada VirtualBox.

Cara ini juga dapat anda gunakan untuk menginstal Ubuntu MATE 18.04 LTS di komputer atau laptop anda, hanya saja anda membutuhkan media instalasi tambahan.

Jalankan mesin virtual yang telah anda buat di VirtuaBox dan tunggu proses booting sampai selesai hingga muncul tampilan berikut:



Gambar diatas akan tampil saat setelah proses booting selesai, sistem akan menampilkan jendela yang berisi pilihan bahasa yang akan anda gunakan selama proses instalasi, sistem juga akan memberikan penawaran kepada anda, apakah anda ingin mencoba Ubuntu MATE dahulu atau langsung menginstalnya. Pilihan Try Ubuntu MATE mungkin menjadi pilihan terbaik sebelum anda menginstalnya di komputer atau laptop anda, biasanya pilihan ini bisa juga anda gunakan untuk melakukan uji coba kecocokan perangkat keras anda. Pada kasus ini, karena saya menggunakan mesin virtual maka saya langsung memilih pilihan Install Ubuntu MATE.



Jendela berikutnya, sistem menampilkan pilihan tata letak papan ketik, secara default sistem akan memilih English (US) karena tata letak ini adalah tata letak sandar internasional, klik Continue.



Jendela berikutnya, Updates and other software, inilah salah satu fitur baru yang dibenamkan pada sistem Ubuntu 18.04, fitur tersebut adalah instalasi minimal. jika pilihan Normal installation yang dipilih, maka sistem akan menginstal semua aplikasi termasuk peramban web, utilitas, aplikasi perkantoran, game dan pemutar media, namun jika yang dipilih Minimal installation, maka sistem hanya akan menginstal paket-paket tertentu saja, misalnya peramban web dan utilitas dasar. Pada kasus ini saya melilih instalasi normal, klik Continue.



Jendela berikutnya, Installation type, media instalasi akan membaca apakah sudah ada sistem operasi yang terpasang di harddisk, karena yang saya gunakan adalah harddisk baru yang ada di mesin virtual, maka hasil yang ditampilkan seperti gambar diatas. Jika anda tidak mau ribet dengan masalah pemartisi, pilihan Erase disk and install Ubuntu MATE bisa anda gunakan, akan tetapi, pada kasus ini saya lebih suka membuat partisi sendiri, untuk itu pilih Something else kemudian klik Continue.

Saat ini anda memasuki bagian dalam menentukan kapasitas penyimpanan yang digunakan oleh sistem, jika anda benar-benar belum memahami sistem partisi di Ubuntu MATE, anda dapat membaca beberapa langkah berikut ini:



Anda akan menjumpai harddisk yang belum memiliki tabel partisi, klik pada harddisk anda (/dev/sda) lalu klik New Partition Table.



Anda akan mendapati pemberitahuan seperti gambar diatas, klik Continue maka anda akan menemui tabel partisi yang ditandai dengan free space.



Pada kasus ini saya hanya menunjukkan membuat partisi root saja, anda dapat menyesuaikan sendiri jika memerlukan partisi yang lain seperti partisi /home. Klik pada tabel partisi yang telah dibuat (free space), kemudian klik gambar tambah, kemudian tentukan besaran partisi yang ingin anda gunakan.

  • Bagian size pada kasus ini saya menggunakan kapasitas harddisk yang ada untuk partisi root.

  • Bagian type for the new pertition pilih primary, jika anda menambahkan partisi lagi, pilihan ini silahkan ganti ke logikal.

  • Bagian location for the new partition pilih beginning of this space.

  • Bagian use as pilih Ext4 journaling file system.

  • Bagian mount point pilih tanda slash atau root, pada bagian ini jika anda menambahkan partisi lain, silahkan tentukan sesuai kebutuhan.

  • Klik Ok.




Sekarang anda telah memiliki satu partisi (sda1) bertipe ext4 dan mount point sebagai root, lalu dimana partisi swap atau memori maya-nya? Partisi memori maya sudah tidak diperlukan lagi karena sejak rilis Ubuntu 17.04 Canonical telah membuat fitur penting yang bernama swap file. Swap file memungkinkan sistem operasi untuk memanfaatkan runag harddisk untuk mensimulasikan memori tambahan[1][2].



Klik Install Now, jika ada pemberitahuan, klik Continue.



Jendela berikutnya, Where are you?, sistem membutuhkan lokasi anda saat ini untuk mengatur zona waktu yang akan digunakan oleh Ubuntu MATE, klik peta pada area Jawa, sistem akan mengatur secara otomatis zona waktu yang anda guakan dalam WIB (Waktu Indonesia Bagian Barat). Anda dapat mengatur sesuai zona waktu anda.



Jendela selanjutnya, Who are you?, di jendela ini sistem akan meminta anda untuk mengisi identitas singkat anda, identitas ini digunakan sebagai pengguna sistem selain root. Masukkan nama anda, nama host anda, nama pengguna dan kata sandi yang akan gunakan untuk keperluan login dan hal-hal lain yang memerlukan hak akses root. Klik Continue.



Sistem akan menyalin dan memasang semua berkas-berkas yang dibutuhkan ke partisi yang telah anda buat, tunggulah beberapa saat hingga proses ini selesai.



Selesainya proses instalasi ditandai dengan muncul jendela pemberitahuan Installation Complete, klik Restart Now dan jabutlah media instalasi anda.



Sistem akan melakukan boot ke harddisk anda, saat proses boot berhasil sistem akan menampilkan jendela login, masukkan kata sandi anda kemudian klik enter.



Selamat menikmati Ubuntu MATE 18.04 LTS. Have fun with Tux.

Sumber

[1] https://www.howtoforge.com/ubuntu-swap-file

[2] https://wiki.ubuntu.com/ZestyZapus/ReleaseNotes#Swap

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Rekomendasi Repositori Lokal Debian 11 "Bullseye"

Implementasi IPv6 TunnelBroker untuk Server WordPress Self Host

Koneksi Internet Bermasalah di Ubuntu 18.04, Berikut Cara Memperbaikinya